Selasa, 12 April 2011

Litosfer dan Pedosfer

Secara etimologis, litosfer berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan sphaera yang berarti lapisan-lapisan. Litosfer adalah kerak bumi paling luar yang terdiri dari batuan. Kandungan senyawa kimia yang paling banyak dalam litosfer adalah oksida silikon (Si02), sehingga litosfer dapat juga dinamakan lapisan silikat. Dalam pada itu, Litosfer merupakan lapisan batuan kulit bumi mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 Km. Tebal kulit bumi tidak merata hal ini dikarenakan kulit bumi di bagian benua/dataran lebih tebal dari pada di bawah samudera. Bumi tersusun atas beberapa lapisan dimulai dari lapisan inti bumi, yaitu Barisfer, lapisan pengantara dan litosfer. Pada Litosfer terdapat juga dua lapisan yaitu lapisan sial dan sima.
Bentuk Litosfer didorong oleh tenaga yang berasal dari dalam maupun luar bumi. Dari dalam bumi (indogen) yang memberi bentuk relief di permukaan bumi disebabkan oleh tektonisme dan gempa bumi, sedangkan dari luar (eksogen) yang dapat merusak bentuk-bentuk permukaan bumi disebabkan pengikisan, pelapukan, dan pengendapan. Di samping itu juga, batuan kulit bumi dibedakan menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan beku ialah batuan terbentuk karena magma pijar yang mendingin menjadi padat. Batuan sedimen ialah batuan beku lapuk maka bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkat oleh air, angin,  es, dan diendapkan ditempat lain. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk disebabkan suhu dan tekanan yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Di samping itu juga, terdapat lapisan Pedosfer yang secara etomologis berasal dari kata Pedos berarti tanah dan sphaera berarti lapisan-lapisan. Tanah terdiri atas empat lapisan yaitu lapisan tanah atas (topsoil), lapisan tanah bawah (subsoil), lapisan batuan induk terlapuk (regalith), dan lapisan batuan induk (bedrock). Persebaran tanah di permukaan bumi hampir dijumpai dimana-mana dan kepentingan tanah setiap manusia berbeda-beda. Apa sebenarnya arti tanah? Tanah dapat diartikan media tumbuhnya tanaman. Dengan meningkatnya pengetahuan manusia terhadap tanah maka ilmu tanah menjadi ilmu yang sangat penting serta mengelompokkan ke bidang-bidang khusus, seperti fisik tanah, kimia tanah, kesuburan tanah, dan pengawetan tanah. Salah satu hal yang perlu dikhawatirkan pada masa kini dari tanah adalah adanya degradasi lahan yang akan sangat berdampak pada kehidupan. Beberapa usaha untuk mencegah dan menanggulangi lahan kritis yaitu dengan reboisasi, penghijauan, dan pergiliran tanaman.
»»  READMORE...

Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya (Teori Terjadinya Bumi dan Tata Surya)

Bumi terbentuk miliaran tahun lalu, tetapi permukaan Bumi telah banyak mengalami proses perkembangan dan perubahan sepanjang masa. Perubahan tersebut bersifat cepat maupun lambat. Penyebab perubahan tersebut adalah gaya dari dalam bumi (Endogen) dan tenaga dari luar Bumi (eksogen).

Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di jagat raya, yaitu galaksi Bimasakti. Tahukah kamu apa yang disebut dengan galaksi? Dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunyai gaya tarik-menarik (gravitasi). Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil saja dari galaksi Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari sebagai pusatnya.

Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 5m di Observatorium Hale mungkin sampai kira-kira satu miliar galaksi. Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya.

1. Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.


2. Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul Teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.

3. Teori Pasang Surut Gas

Teori Pasang Surut Gas ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
Spoiler:
 


4. Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
Spoiler:
 



5. Teori Dentuman besar (Big Bang Theory)

Teori ini berdasarkan jenis asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis sangat besar. Adanya reaksi inti menyebabkan amssa tersebut meledak hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat, menjauhi pusat ledakan. Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya akan menjadi pusatnya.
Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, kebanyakan ilmuwan mendukung teori dentuman besar. Menurut mereka, ledakan besar tersebut merupakan awal terbentuknya alam semesta.
»»  READMORE...

SEJARAH PEMBENTUKAN MUKA BUMI DAN PERKEMBANGANNYA

A. Deskripsi Proses Terjadinya Bumi
Dalam menafsirkan teori-teori tentang pembentukan bumi, tidak lepas dalam pembicaraan tentang jagat raya dan tata surya.

1. Jagat Raya
Jagat raya adalah ruang angkasa dengan segala zat serta energi yang ada di dalamnya. Dengan kata lian jagat raya adalah alam semesta yang sangat luas (tidak terukur), mencakup berjuta benda-benda angkasa dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula. Kabut gas ini kemudian menjadi gugusan bintang setelah melalui proses yang berlangsung jutaan tahun. Diantara kabut gas itu ada yang berbentuk spiral. Salah satu dari kabut spiral itu adalah Galaksi Bimasakti dimana tatasurya termasuk didalamnya. Kabut spiral lain yang terkenal adalah kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti. Kabut Andromeda ini garis tengahnya berukuran  10.000 tahun cahaya (tc) dengan ketebalan 1 sampai 2,000 tc.
Selain itu, di angkasa juga bertaburan bintang-bintang. Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya dan panas sendiri sebagai akibat dari tingginnya suhu. Matahari adalah salah satu contoh bintang. Suhu di permukaan bola matahari kira-kira 6.0000C dan suhu di titik tengahnya kira-kira 20.000.0000C. matahari juga berotasi selama 25 hari. Jarak antara matahari dengan bumi kira-kira 149.500.000 km. Garis tengah matahari  1.390.000 km.

2. Konsep Jagat Raya
Ada empat konsep jagat raya, yaitu :
a. Anggapan Antroposentris
Antroposentris (anthropos= manusia; centrum- pusat) adalah anggapan yang menyatakan bahwa manusia sebagai pusat segalanya. Anggapan ini dimulai sejak manusia primitif, waktu manusia mulai menyadari ada bumi dan langit. Matahari, Bulan, Bintang dan Bumi dianggap serupa dengan bangsa hewan, tumbuhan dan dengan dirinya sendiri. Bangsa Babilon 2.00 tahun sebelum Masehi menggambarkan semesta ini merupakan kubah tertutup, dengan bumi dan lantainya. Di sekeliling bumi dianggap terdapat jurang yang tergenang air. Di seberang air terdapat gunung tinggi penyangga langit. Para ahli zaman itu telah mengetahui panjang tahun 365 hari.
Bangsa ibrani mempunyai konsep semesta yang dipengaruhhi oleh pikiran Babilon. Mereka menganggap bahwa langit ditopang oleh tiang-tiang raksasa. Di langit terdapat matahari, Bulan dan bintang-bintang yang menempel. Juga ada jendela-jendela untuk air hujan tercurah

b. Anggapan Geosentris
Geosentris (geo = Bumi, centrum = pusat) adalah anggapan yang menyatakan bahwa Bumi adalah pusat semesta alam.

Semua benda langit mengelilingi bumi, dan semua kekuatan alam berpusat di Bumi. Anggapan ini dimulai lebih kurang abad ke-6 sebelum Masehi (SM) saat para ilmuwan tertarik kepada alam sekitarnya. Beberapa ahli pendukung anggapan Geosentris antara lain Thales (546 SM), Anaximander (526 SM), Pytagoras (500 SM), Socrates (399 SM), Plato (384 SM), Aristoteles (322 SM), Aristarchus (250 SM), Eratosthenes (195 SM), Hipparchus (125 SM), Claudius Ptolomeus (85 – 165 SM)
c. Anggapan Heliosentris

Heliosentris (Helios = Matahati, centrum = pusat) adalah anggapan bahwa pusat jagat raya adalah matahari. Ini berarti pergeseran pandangan yang dianggap revolusioner pada waktu itu yang menggantikan kedudkan bumi sebagai akibat makinmajunya alat peneliti dan sifat ilmuwan yanbg kritis. Di bawah ini beberapa ahli pendukung heliosentris.
Nicolaus Copernicus (1473-1543) adalah seorang pelukis terlatih, mahasiswa kedokteran, Ilmu Pasti (matematika) dan astronomi. Ia melihat beberapa kekeliruan dalam tabel buatan Ptolomeus. Pada tahun 1507 ia menuis buku yang sangat terkenal “ De Revolutionibus Orbium Caelestium” (Revolusi Peredaran Benda-benda langit). Ia mengemukakan adanya sistem matahari, yaitu matahari sebagai pusat yang dikelilingi oleh planet-planet; bahwa bulan juga mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari; bahwa bumi berputara ke arah Timur pada porosnya yang menyebabakan siang dan malam.
Beberapa ahli pendukung teori Heliosentris antara lain, Bruno (1548 – 1601 M), Johann Kepler (1571 – 1630 M), Galileo (1564 – 1642 M), Sir Isaac Newton (1642 – 1727 M).

3. Kejadian Jagat Raya
Ada 3 teori tentang terjadinya jagat raya, yaitu:
a. The Big Bang Theory (Teori Ledakan/Dentuman Besar)
Teori ini menyatakan bahwa semua zat dalam proses itu dahulu berbentuk suatu massa yang padat, yang menyerupai sejenis atom raksasa. Kemudian massa ini meletus, membentuk suatu bola api yang sangat besar. Barangkali dalam beberapa menit, materi telah terpencar ke ruang angkasa yang maha luas. Sekarang bintang-bintang, galaksi-galaksi dan planet-planet yang terbentuk dari materi ini masih mempunyai gerak yang dihasilkan dari letusan itu dan saling berpacu dengan kecepatan yang luar biasa. Unsur yang berbeda-beda itu berkembang dari zat yang sederhana yang meletus.
b. Steady State Theory (Teori Keadaan Tetap)
Mengatakan bahwa jagat raya berabad-abad selalu dalam keadaan sama dan suatu zat, yaitu hidrogen, senantiasa dicipta, boleh dikatakan dari ketidakadaan. Bahan ini membentuk bintang-bintang dan galaksi-galaksi serta tampak lebih kurang seragam di seluruh kosmos.
Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Ia berpendapat bahwa materi baru (hidrogen) diciptakan setiap saat untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dal;am kasus ini jagat raya tetap akan selalu tampak sama. namun, menurut Stephen Hawking materi baru yang dibicarakan Hoyle adalah divergen (memancar) sehingga teori keadaan tetap harus ditinggalkan.
c. Oscillating Theory (teori memampat dan mengembang atau berdenyut)
Jagat raya bermula dari semua materi yang saling menjauhi dan massa yang terpampat. Materi itu akhirnya lambat laun berhenti dan mengerut akibat gaya gravitasi. Materi tersebut selanjutnya akan terpampat dan meledak. Pada proses ini tidak ada materi yang rusak ataupun tercipta, yang ada hanyalah berupa tatanan.
3. Terjadinya Bumi dan Tata Surya
Berikut ini dijelaskan hipotesis terjadinya bumi dan tata surya.
a. Hipotesis Kabut
Hipotesis yang sering dinamakan hipotesis solar nebula ini merupakan hipotesis yang paling tua dan paling terkenal. “Imanuel Kant” (1724-1804), seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman mengajukan suatu hipotesis tentang asal-usul bumi. Teori ini sangat mirip dengan teori yang dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Perancis bernama “Simon de Laplace”pada tahun 1796. Kemudian kedua hipotesis ini terkenal dengan nama “Hipotesis Kabut Kant – Laplace”.
Menurut hipotesis ini, semula Matahari berbentuk kabut. Kabut ini mengalami perputaran/rotasi dengan sangat lambat. Lama kelamaan kabut tersebut mengalami penurunan suhu, sehingga makin berkerut dan menjadi lebih kecil. Keadaan yang demikian itu menyebabkan gerak rotasi kabut bertambah cepat. Kabut atau gas tersebut akhirnya berbentuk cakram atau bulatan. Karena cepatnya berputar maka bagian-bagian tepi dari cakram tersebut lepas dan terjadilah planet-planet termasuik bumi.

Dari teori kabut ini dapat diketahui bahwa :
1) Orbit planet-planet selalu melingkar.
2) Semua planet, kecuali Pluto berevolusi hampir pada bidang yang sama.
3) Semua planet tersusun dari unsur –unsur yang sama

b. Hipotesis Planetesimal
Sekitar tahun 1900 seorang astronom yang bernama “Forest Ray Moulton” dan seorang ahli geologi yang bernama “Thomas C. Chamberlin”, keduanya dari Universitas Chicago dalam penelitiannya The Origin of The Earth (asal mula bumi) 1916.
Mereka mengemukakan suatu teori baru yang mereka namakan hipotesis planetesimal. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak jauh. Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. sebagian dari massa matahari itu tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet kecil yang beredar pada orbitnya.
Hal-hal yang mendukung teori ini :
1) Komposisi matahari dan planet-planet tersebut sama
2) Semua planet, kecuali Pluto berevolusi hampir pada bidang yang sama di sekeliling matahari.
3) Semua planet tersusun dari unsur-unsur yang sama

C. Teori Pasang
Pada tahun 1918 sarjana Inggris, “Sir James Jeans dan Sir Herald Jeffreys” menyusun apa yang disebut teori pasang. Hipotesisnya dikenal dengan Hipotesis Tidal Jame Jeffreys. Teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Mereka berpendapat bahwa planet itu langsung terbentuk dari massa gas asli yang ditarik dari matahari oleh bintang yang lewat dan bukan oleh penysusunan benda alam yang besar dan padat dari berbagai unsur kecil. Menurut teori pasang, ketika bintang mendekat atau bahkan menyerempet matahari kita, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas berbentuk cerutu panjang dari matahari, sebuah filamen yang membesar pada bagian tengahnya dan mengecil pada kedua ujungnya.

d. Teori Lyttleton
Seorang astronom yang memperkenalkan suatu gagasan yang juga merupakan modifikasi dari teori benturan. Dia mengatakan bahwa matahari asalnya adalah suatu bintang kembar dan kedua bintang mengelilingi suatu pusat gravitasi. Sebuah bintang lewat mendekati salah satu matahari ini dan mungkin telah menghancurkannya dan mengubah bentuknya menjadi massa gas besar yang berputar-putar. Bintang yang bertahan akan menjadi matahari kita, sedangkan korban benturan itu dalam selang waktu tertentu berkembang menjadi planet kita.

B. Sejarah Perkembangan Muka Bumi (Pangea, Gondwana)
Teka-teki Jigsaw itulah yang terpikir oleh orang kalau mereka melihat peta dunia. Doronglah peta Eropa dan Afrika melewati peta Atkantik, maka sesuailah dan benar-benar sesuai letak garis pantai kedua benua itu dengan garis pantai benua Amerika. Putarlah letak India, Australia dan Antartika, maka akan kita dapati bahwa garis pantainya cocok. Benua-benua itu seperti bagian-bagian teka-teki mozaik – gambar (jigsaw) raksasa. Para ahli mengemukakan bahwa, di dalam sejarah bumi pada jaman dahulu, benua-benua saling berhubungan dan kemudian terpecah-pecah dengan dahsyat. Pada abad 19 ide ini di dukung oleh penelaahan geologi dan bentuk kehidupan yang terdapat di kedua sisi Atlantik, yang menunjukkan banyak kesamaan.

1. Teori Apung Benua
Alfred Lothar Wegener berpendapat bahwa celah yang terjadi di Atlantik, Samudra Hindia dan lautan di sebelah selatan bukanlah disebabkan suatu bencana, tetapi terjadi dengan perlahan-lahan dan bertahap, dalam cakupan masa geologi. Pendapat yang diakui mengenai adanya kesamaan bentuk, kesamaan geologi, dan kesamaan beberapa makhluk yang hidup di pantai seberang sebenarnya didukung Wegener dengan suatu argumentasi hasil survai yang menyatakan bahwa Greenland bergerak ke arah daratan Eropa dengan kecepatan yang dapat di ukur. Lebih jauh, Wegener menambahkan bahwa karena bumi merupakan suatu bola yang berputar, maka terjadilah kekuatan yang mendorong benua-benua ke arah katulistiwa.

Dia menyimpulkan bahwa semua benua masa sekarang, pada jaman dahulu pernah bergabung menjadi sebuah benua besar yang disebut “Pangea”.
Pangea, yang sebagian besar terbentuk dari batuan granit, terapung pada batuan basalt yang mengelilinginya (granit lebih ringan dari pada basalt) seperti es terapung. Kemudian Pangea terpecah-pecah, kepingannya hanyut kemana-mana.

Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah:
a. Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai Timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut dahulu adalah daratan yang berimpitan. Itulah sebabnya formasi geologi di bagian yang bertemu itu sama.
Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yangada di Pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.

b. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36meter/tahun, sedangkan kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun. Menurut Weneger, benua-benua yang sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut dengan benua Pangea. Benua tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di selatan baik kearah barat maupun ke utara menuju Khatulistiwa. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilan hal-hal sebagai berikut:
1) Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua menggapung sendiri-sendiri.
2) Samudera atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus melangsungkan gerakannya ke arah barat. Dengan demikian terjadi lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan yang terdapat di depanjang pantai Amerika Utara Selatan.
3) Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St, Andreas dekat pantai Barat Amerika Serikat.
4) Batas samudera Hindia makin mendesak ke Utara. Anak Banua India semual di duga agak panjang tatapi karena gerakannya ke utara maka india makin menyempit dan makin mendekat ke Benua Eurasia. Proses tersebut menimbulkan lipatan pegunungan Himalaya.
Benua-benua sekarang ini pun masih terus bergerak. Gerakan itu dapat dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur dalam samudera.

2. Descartes
Ia mengemukakan teori kontraksi yang kemudian diteruskan oleh Suess. Menurut Rene Descartes (1696-1650), bumi kita makinsusut dan mengkerut karena pendinginan. Karena itu, terjadilah gunung-gunung dan lembah-lembah. Teori ini mendapat dukungan para ahli geologi.

3. Edward Suess
Edward Suess (1831-1914) melanjutkan teori Descartes. Akan tetapi, Suess menyatakan bahwa persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada awal mulanya yang merupakan satu benua dan disebut Benua Gondwana. Benua yang besar itu sekarang tinggal sisa-sisanya saja, karena bagian lain sudah tenggelam di bawah permukaan laut.
C. Deskripsi Karakteristik Perlapisan Bumi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ahli geofisika, terutama dengan metode seismik, bagian dalam bumi dapat diketahui. Secara umum, berdasarkan kecepatan perambatan gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S), bumi dibagai atas beberapa lapis.

1. Kerak Bumi
Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi. Ketebalan lapisan ini bervariasi mulai dari 8 km ( kerak samudra ) hingga 40 km ( kerak benua ).
Kerak bumi merupakan selubung tipis yang menyelimuti bumi dan berbentuk lempeng-lempeng kaku yang selalu bergerak. Komposisi penyusunan kerak bumi berbeda antara tempat yang satu dengan tempat lainnya. Hampir 95% kerak bumi tersusun atas batuan beku atau batuan metamorf yang berasal dari batuan beku. Kerak benua umumnya tersusun atas batuan granit yang memiliki kepadatan rendah. Adapun kerak samudra umumnya tersusun atas batuan basalt yang memiliki kepadatan tinggi. Lapisan paling atas kerak bumi umumnya ditutupi oleh sedimen tipis dan batuan sedimen.
Secara umum, kepadatan batuan penyusun kerak bumi kurang dari kepadatan batuan penyusun lapisan bumi yang lebih dalam. Karena itulah kerak bumi dapat mengapung di atas mantel. Antara lapisan kerak bumi dan lapisan mantel dibatasai oleh lapisan yang disebut diskontinuitas mohorovicic atau yang biasa disebut lapisan moho. Lapisan ini ditemukan melalui penggunaan metode seismik pada tahun 1909.

2. Mantel
Lapisan mantel merupakan lapisan tebal yang terletak di antara kerak bumi dan inti bumi. Sekitar 80% volume bumi merupakan mantel. Para ahli geologi meyakini bahea lapisan ini tersusun atas mineral besi dan magnesium silikat. Lapisan mantel dapat dibagi lagi menjadi lapisan mantel atas yang bersifat agak cair dan lapisan mantel bawah yang bersifat padat.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa mantel bumi dipengaruhi oleh aeus konveksi. Temperatur dan tekanan di dalam mantel bumi sangat tinggi sehingga batuan padatpun dapat bergerak mengapung walaupun gerakan tersebut berlangsung sangat lambat.

3. Inti
Inti bumi adalah lapisan bumi terdalam dengan batuan yang paling padat dibandingkan dengan lapisan lainnya. Para ahli geologi berpendapat bahwa inti bumi terutama tersusun atas logam besi dan nikel. Inti bumi dapat dibagi lagi menjadi inti luar dan inti dalam. Inti luar (kedalaman 1.891 – 5.150 km) bersifat cair. Adapun inti dalam dimana tekanan sangat besar, merupakan lapisan yang bersifat padat. Besarnya tekanan di lapisan ini menyebabkan logam besi dan nikel tetap berada pada kondisi padat sekalipun temperatur di bagian ini sangat tinggi.

Perlapisan bumi juga dapat dilakukan berdasarkan sifat fisiknya. Berdasarkan sifat fisiknya lapisan kulit bumi dapat dibedakan atas :
a. Lapisan Litosfer
Lapisan ini berada pada bagian paling atas muka bumi dengan ketebalan sekitar 100 km. Batuan yang menyusun lapisan litosfer merupakan batuan yang kaku, kuat dan dingin.
b. Lapisan Astenosfer
Lapisan ini berada pada kedalaman antara 100 hingga 350 km. Di zona ini temperatur batuan mendekati titik lelehnya, sehingga lapisan ini merupakan lapisan yang lemah, mudah terdeformasi, panas dan bersifat plastis. Di lapisan inilah terdapat zona kecepatan rendah, dimana gelombang P dan gelombang (S) merambat dengan kecepatan sangat rendah.
c. Lapisan Mesosfer
Lapisan ini berada di antara lapisan batas mantel inti dan lapisan astenosfer (kedalaman sekitar 350 km di bawah permukaan bumi). Walaupun temperatur di lapisan ini sangat tinggi, batuan di dalamnya tetap bersifat padat karena mengalami tekanan yang luar biasa besar.

D. Teori Lempeng Tektonik Dan Persebaran Gunung Api Dan Gempa Bumi
1. Gerakan Lempeng
Inti Teori Lempeng Tektonik ialah bahwa bumi kita yang padat ini sebenarnya terdiri atas sekitar selusin lempengan-lempengan tipis dan kaku. Lempengan yang disebut litosfer ini berada pada lapisan astenosfer yang selalu bergerak. Lempeng-lempeng ini selanjutnya mengalami perusakan dan pembangunan kembali melalui gerakan mendorong, menggilas, menunjam, juga saling menjauh yang berlangsung terus menerus.
Di beberapa tempat, lempengan-lempengan tersebut bergerak saling menjauh (divergent), dan terjadi lantai samudra baru, punggung-punggung samudra diantaranya menjadi batasnya. Jika lempengan-lempengan itu bergerak saling mendekat dan bertabrakan (convergent) serta tumpang tindih, gunung-gunung muda, busur-busur, dan palung-palung akan menjadi batasnya. Adapula gerakan lempeng litosfer yang saling bergesekan secara mendatar, maka pada bidang batasnya akan ditemui patahan atau sesar mendatar (keretakan transformasi).
Teori lempeng tektonik menjelaskan bahwa benua-benua itu seperti rakit yang membeku di dalam es dari suatu arus yang mengalir, terseret bersama dasar samudra di sekitarnya di dalam lempeng-lempeng raksasa.

Terdapat 6 lempeng utama :
a. Lempeng Amerika, terdiri dari Amerika Utara dan Selatan serta setengah dasar Samudra Atlantik bagian barat.
b. Lempeng Afrika, terdiri dari Afrika dan sebagian besar dasar samudra sekitarnya.
c. Lempeng Eurasia, terdiri dari Eropa, Asia dan dasar laut disekitarnya
d. Lempeng Antartika, terdiri dari Antartika dan laut disekitarnya
e. Lempeng India, terdiri dari India, Australia dan semua dasar laut diantara lempeng-lempeng itu.
f. Lempeng Pasifik, mendasari samudra Pasifik
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa wilayah-wilayah yang berada di batas lempeng merupakan wilayah yang memiliki banyak gunung api dan daerah rawan gempa.

2. Persebaran Gunung Api
Menurut catatan para ahli vulkanologi, di Indonesia terdapat tidak kurang dari 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80 buah saja. Adapun sisanya adalah gunung api yang sudah tidak aktif atau dalam fase istirahat. Persebaran gunung api di Indonesia membentuk busur yang sejajar dengan palung dasar samudra yang merupakan tempat-tempat di mana lempeng litosfer saling bertemu, menukik dan menyusup.
Ada tiga sistem pokok penyebaran pegunungan yang bertemu du Indonesia, yaitu Sistem Sunda, Sistem Busur Asia, dan Sistem Sirkum Australia.
a. Sistem Sunda
Sistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar, sampai ke Kepulauan Banda di Maluku. Panjangnya + 7.000 km. Terdiri dari 5 busur pegunungan, yaitu :
1) Busur Arakan Yoma, berpusat di Shan (Myanmar)
2) Busur Andaman Nicobar, berpusat di Mergui
3) Busur Sumatera-Jawa, berpusat di Anambas
4) Busur Kepulauan Nusa Tenggara, berpusat di Flores
5) Busur Banda, berpusat di Banda
Sistem Sunda terbagi atas dua busur, yakni : busur dalam yang vulkanis, busur luar yang tidak vulkanis, yang terletak di bawah permukaan laut.

b. Sistem Busur Tepi Asia
Sistem ini dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, Filipina, Kalimantan, dan Sulawesi. Di Filipina busur bercabang tiga, yakni :
1) Cabang pertama : dari Pulau Luzon melalui Pulau Palawan ke Kalimantan Utara.
4) Cabang kedua : dari Pulau Luzon melalui Pulau Samar ke Mindanau dan kepulauan Sulu.
5) Cabang ketiga dari Pulau Samar ke Mindanau, Sangihe ke Sulawesi.

c. Sistem Sirkum Australia
Sistem ini dimulai dari Selandia Baru melalui Kaledonia Baru ke Irian. Bagian Utara dari sistem pegunungan ini bercabang dua, yakni :
1) Dari ekor Pulau Irian melalui bagian tengah sampai ke Pegunungan Charleslois di sebelah barat
2) Dari Kepulauan Bismarck melalui pegunungan tepi utara Irian sampai ke kepala burung menuju Halmahera.
Ketiga sistem pegunungan ini bertemu di sekitar Kepulauan Sulu dan Banggai. Indonesia adalah daerah pertemuan rangkaian Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik dengan proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung. Itu sebabnya di Indonesia banyak terjadi gempa bumi.

4. Persebaran Gempa Bumi
Gempa bumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman tertentu. Kerak bumi tempat kita tinggal ini terdiri atas sejumlah lempeng atau bongkahan besar yang selalu bergerak. Pergerakan ini menyebabkan terlepasnya energi yang menimbulkan getaran sehingga dapat mengguncangkan permukaan bumi, Peristiwa inilah yang disebut gempa bumi.
Pusat gempa di dalam bumi disebut hiposentrum. Dari hiposentrum ini getaran di teruskan ke segala arah. Tempat hiposentrum ini ada yang dalam sekali dan ada yang dangkal. Di Indonesia terdapat hiposentrum yang dalamnya lebih dari 500 km. Contohnya dibawah laut Flores yang dalamnya + 720 km.
Pusat gempa pada permukaan bumi diatas hiposentrum disebut episentrum. Kerusakan yang terbesar terdapat di sekitar daerah episentrum. Di Indonesia, episentrum kebanyakan terdapat dibawah permukaan laut, sehingga kerusakan yang terjadi di daratan tidak begitu besar. Akan tetapi rawan terjadi gempa bumi tsunami seperti yang terjadi di daerah Nanggro Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatra Utara pada tanggal 26 Desember 2004 yang menimbulkan akibat yang sangat dahsyat.
Gempa bumi ini banyak terjadi di daerah yang masih labil. Misalnya daerah :
a) Rangkaian Mediterania, mulai dari Eropa (pegunungan Apenina dan Dinarida), Asia (Iran, India, dan Indonesia).
b) Rangkaian Sirkum Pasifik, mulai dari Amerika Selatan ( Pegunungan Andes ), Amerika Tengah ( Guatemala ), Amerika Utara ( Pegunungan Rocky di tepi pantai Pasifik ), Asia ( Jepang, Philipina dan Indonesia ).
c) Alpen Australia, meliputi daerah Papua, Hebrides, Salomon, Tongga dan Kermadock, Selandia Baru.
»»  READMORE...

Ekonomi Makro & Mikro kelas X

Selama ini kita mengenal ekonomi sebagai ilmu yang hadir untuk memecahkan realitas kelangkaan. namun apakah kalian tau, bahwa pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan? Kajian pertama meliputi interaksi rumah tangga dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa tertentu. Dan kajian kedua meliputi operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar.

Dari kedua kajian itulah, kemudian lahir teori ekonomi. Secara sederhana, teori ekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan mekanisme dari kegiatan ekonomi. Teori ekonomi dibagi menjadi duan yaitu teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro.

Teori ekonomi mikro
Teori ini mempelajari bagaimana rumah tangga atau perusahaan mengambil keputusan dan melakukan interaksi di pasar tertentu. Dengan kata lain ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.


Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.


Teori Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro  mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
  • Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  • Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
»»  READMORE...

Fungsi Investasi

Fungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dengan pendapatan nasional. Dalam hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Investasi Otonom (Autonomous Investment)
Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional maupun tingkat bunga. Jadi, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
I
Perhatikan kurva berikut!
Berdasarkan kurva di samping, apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan suku bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva l1 dan l2. Apabila suku bunga adalah ro jumlah investasi lo. Misalkan suku bunga turun ke r2, maka mengakibatkan pertambahan investasi menjadi l2, sebaliknya apabila suku bunga naik menjadi rl, Pendapatan maka akan mengakibatkan investasi turun, yaitu menjadi l1,
b. Investasi Terpengaruh (Induced Investment)
Investasi terpengaruh adalah investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional naik investasi juga akan naik, jika pendapat nasional turun maka investasi juga menurun. Peningkatan pendapatan nasional diikuti kenaikan investasi karena kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan investasi juga bertambah.
Keseimbangan dalam perekonomian terjadi apabila:
1) Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi.
2) I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.
Perhatikan kurva berikut!
Pada keadaan seimbang seperti pada kurva di samping dipenuhi syarat keseimbangan yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran (C + I). Atau tabungan (S) sama dengan pengeluaran investasi sektor swasta (I). Sedangkan Y = E merupakan syarat keseimbangan perekonomian, yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran.
»»  READMORE...

Pengertian Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima saecara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut: 1. AC Pigou; dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat tukar. 2. DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa     diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang. 3. RG Thomas; dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu yang      tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang      dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang


Fungsi uang

1. Fungsi Asli a. Sebagai alat tukar (medium of change) Dengan uang orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang. b. Sebagai satuan hitung (unit of account) Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran. c. Sebagai penyimpan nilai (store of value) Dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang. 2. Fungsi Turunan      - Sebagai alat pembayaran      - Untuk menentukan harga      - Sebagai alat pembayaran hutang      - Sebagai alat penimbun kekayaan      - Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal)      - Sebagai alat untuk meningkatkan status sosial

Syarat - syarat uang

  Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar uang diterima di masyarakat adalah : 1.  Diterima secara umum (acceptability) 2.  Memiliki nilai yang cenderung stabil (stability of value) 3.  Ringan dan mudah dibawa (portability) 4.  Tahan lama (durability) 5.  Kualitasnya cenderung sama (uniformity) 6.  Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity) 7.  Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility

Klasifikasi uang

1. Full bodied money i
Nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal = nilai instrinsik. Jika uang tersebut terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
2. Representative full bodied money i
Uang ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol). Uang jenis ini hanya mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam di mana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Misal: surat emas (gold certificate) yang beredar di AS sebelum ditarik pada tahun 1933.
3. Credit money i
Jenis uang dimana nilainya sebagai uang lebih besar daripada nilai sebagai barang. Dalam keadaan tertentu nilai sebagai barang tidak penting, seperti uang kertas. Untuk memelihara nilai sebagai barang lebih rendah daripada nilai sebagai uang maka pemerintah membatasi pencetakan uang.
»»  READMORE...

Agen-agen sosialisasi

Keluarga
Kelompok yang paling berperan dalam pembentukan pribadi seseorang adalah keluarga.Dimana kita juag diperkenalkan tentang nilai gender misal:anak perempuan membantu ibu di dapur dan anak laki-laki membantu ayahnya membetulkan genting.

Lingkungan Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian anak dari pemukiman miskin menjadi anak yang sering bertabrakan dengan hukum dan anak yang berada di lingkungan yang berada lebih terjaga biasanya menjadi lebih aman keberadaannya.Atau bagaimana keluarga--keluarga yang tinggal di lingkungan sampah tidak menganggap bahaya mengancam ketika anak mereka bermain di tumpukan sampah.

Agama
Dengan nilai yang ada di dalamnya,agama menjadi penting bagi kehidupan kita.Juga pada pemahaman baik dan buruk pada seseorang .

Sekolah
Dalam konteks ini,mereka belajar tentang perspektif yang lebih luas tentang segala hal yang membantu mereka untuk menjalankan peran yang ada di luar keluarga.Misal tentang:patriotisme,kebaikan,demokrasi,kejujuran yang diselipkan dalam pelajaran .Disekolah juga diajarkan pesan-pesan khusus negara.

Kelompok Bermain
Nilai-nilai yang berkeliaran di antara teman dalam kelompok bermain ini sering menjadi sangat menjengkelkan untuk orang tua karena kadang sama sekali tidak pernah didengar di rumah atau di sekolah.Dan untuk konteks remaja,misal keberadaan teman kongko-kongko juga tidak bisa dikesampingkan yang sangat memengaruhi gaya dan tingkah laku kita.

Saturday, September 6, 2008

Proses Sosialisasi

Bicara sosiolasisasi berarti bicara tentang semua hal yang menyangkut diri kita sebagai seorang manusia.Kepribadia,moralitas dan juga emosi.Ada beberapa teori yang bicara tentang ini dan salah satunya adalah menurut Peter Berger,sosialisasi adalah proses melalui mana seorang anak belajar menjadi anggota keluarga yang berpatisipasi dalam masyarakat.Jadi yang diajarkan melalui proses ini adalah peran-peran.Charles Horton Cooley juga menciptakan teori konsep diri yang mengandung tiga unsur:

  • Kita membayangkan bagaimana diri kita dilihat dari orang lain sekitar kita
  • Kita menginterpretasi reaksi orang lain dan mengira-ngra apakah mereka suka atau tidak dengan tuduhan pemberontak tadi
  • Kita mengembangkan konsep diri,tanpa sadar dipantulkan orang lain
George Herbert juga mengembangkan teori pengambilam peran,dan dengan konsep tidak ada lagi kesulitan menempatkan diri saat sedang bersama orang lain dengan:meniru,bermain permainan.Dimana pada tahap itu anak harus mampu meniru mimik,gerak tubuh dan kata-kata,meniru peran dari orang tertentu dan memainkan peran.Dalam teori ini juga membedakan "saya" dalam subjek dan objek,"I" adalah yang memonitor dan "me" adalah yang harus menempatkan diri dalam situasi tertentu.
»»  READMORE...

Metodologi Sejarah

METODOLOGI SEJARAH  Metodologi atau science of methods adalah ilmu yang membicarakan tentang cara. Dengan demikian metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi dan penyajian sejarah. Dalam metodologi sejarah, disini diuraikan berbagai jenis penulisan sejarah, unit kajian, permasalahan, teori, konsep dan sumber sejarah. Metode yang dipakai dalam penelitian sejarah mencakup empat langkah berikut: 1.Heuristik Heuristik (heureskein dalam bahasa Yunani) adalah upaya mencari atau menemukan jejak-jejak sejarah (traces). Jejak sejarah sendiri adalah apa-apa yang ditinggalkan oleh aktivitas manusia (baik aktivitas politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya) pada masa lampau yang menunjukkan bahwa benar-benar telah terjadi peristiwa yang dimaksud.

Dengan demikian upaya pencarian jejak-jejak sejarah berkaitan dengan penemuan bukti-bukti sejarah. Bukti-bukti tersebut selanjutnya dikelompokkan atau diklasifikasikan sesuai urutan waktu terjadinya peristiwa, kesamaan cerita, dan jenis sumbernya. Jadi heuristik adalah upaya mencari sumber atau bukti sejarah yang terkait dengan masalah atau peristiwa tertentu yang akan ditulis atau diteliti.  2.Kritik sejarah Setelah jejak (bukti) atau sumber berhasil ditemukan, langkah selanjutnya adalah menyeleksi dan menguji jejak-jejak tersebut sebagai upaya untuk menemukan sumber sejarah yang sebenarnya (yang sesuai dengan yang diperlukan dan merupakan sumber yang asli atau autentik). Inilah yang dimaksud dengan kritik sejarah. Proses kritik sejarah itu sendiri meliputi dua hal. Pertama adalah kritik eksternal dan kedua adalah kritik internal.  a.Kritik eksternal Kritik eksternal ditujukan untuk menjawab beberapa pertanyaan pokok berikut: •Apakah sumber yang telah kita peroleh tersebut betul-betul sumber yang kita kehendaki. •Apakah sumber itu sesuai dengan aslinya atau tiruannya •Apakah sumber tersebut masih utuh atau telah mengalami perubahan.  b.Kritik internal Dilakukan setelah dilakukan kritik eksternal. Kritik internal ditujukan untuk menjawab pertanyaan: Apakah kesaksian yang diberikan oleh sumber itu memang dapat dipercaya. Untuk itu yang harus dilakukan adalah membandingkan kesaksian antar berbagai sumber (cross examination).  3.Interpretasi fakta Fakta-fakta sejarah yang berhasil dikumpulkan dan telah menjalani kritik sejarah perlu dihubung-hubungkan dan dikait-kaitkan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga antara fakta yang satu dengan yang lainnya kelihatan sebagai suatu rangkaian yang masuk akal, dalam artian menunjukkan kesesuaian satu sama lainnya. Dengan kata lain, rangkaian fakta itu harus menunjukkan diri sebagai suatu rangkaian “bermakna” dari kehidupan masa lalu suatu masyarakat atau bangsa. Untuk tujuan tersebut (mewujudkan suatu rangkaian peristiwa yang bermakna) sejarawan atau penulis sejarah perlu memiliki kemampuan untuk melakukan interpretasi terhadap fakta. Dalam tahap inilah salah satu masalah krusial dalam historiografi muncul. Ini terkait dengan objektivitas dan subjektivitas sejarawan. Masalah interpretasi berkaitan erat dengan dua hal ini.  4.Penulisan atau penyusunan cerita sejarah Apabila ide-ide yang membangun keterkaitan antar fakta sejarah berhasil dirumuskan, melalui kegiatan interpretasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penulisan atau penyusunan cerita sejarah. Dalam metodologi sejarah langkah-langkah ini disebut dengan historiografi.   B. PRINSIP SEBAB AKIBAT DALAM PENELITIAN SEJARAH  Dalam ilmu sejarah prinsip sebab akibat ini disebut dengan istilah determinisme atau historicisme. Prinsip sebab akibat ini menurut Sartono Kartodirjo (1993) pengertiannya adalah bahwa suatu peristiwa sejarah hendaknya diterangkan dengan melihat peristiwa sejarah yang mendahuluinya. Dengan kata lain semua akibat itu berawal dari adanya sebuah atau beberapa sebab yang sebelumnya terjadi. Sebagai contohnya dapat dikemukakan tentang peristiwa pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di rumah kediaman pribadi Soekarno. Pertanyaan yang bisa muncul diantaranya adalah: bagaimana naskah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu dirumuskan? Mengapa naskah proklamasi kemerdekaan itu dibacakan dengan mengambil tempat di rumah pribadi Soekarno? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang dapat dikemukakan seputar pembacaan naskah proklamasi itu. Menurut konsep sebab akibat sejarah bahwa suatu peristiwa sejarah diterangkan oleh peristiwa sejarah yang mendahuluinya. Dalam hal ini peristiwa sejarah yang mendahului pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan yang mengambil tempat di rumah pribadi Ir. Soekarno itu adalah peristiwa yang terjadi sebelumnya, yaitu perumusan naskah proklamasi yang mengambil tempat di rumah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Maeda, yang berada di Jl. Imam Bonjol 1 Jakarta. Di rumah Maeda hadir para anggota PPKI, tokoh-tokoh pemuda seperti Chairul Saleh, Soekarni, B.M. Diah, Soediro, Sayuti Melik, dan orang-orang Jepang dari Angkatan Darat, seperti Nishijima, Yoshizumi dan Myoshi. Perumusan naskah proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo, yang disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah dan Soedirio. Soekarno menuliskan naskah proklamasi itu pada secarik kertas bergaris. Setelah mendapat kesepakatan bersama, maka naskah proklamasi tulisan tangan itu dibawa ke ruang tengah rumah Laksamana Muda Maeda. Naskah proklamasi itu kemudian diperdebatkan untuk mendapatkan kesempurnaan. Hal ini terbukti dari adanya tiga coretan, yaitu kata “pemindahan”, “penyerahan” dan “diusahakan”. Disepakati pula yang meandatangani naskah proklamasi kemerdekaan itu ialah Soekarno dan Hatta. Pengetikan naskah proklamasi dilakukan oleh Sayuti Melik atas permintaan Soekarni. Sayuti Melik yang mengetik naskah proklamasi itu mengadakan tiga perubahan yaitu kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”, sedangkan bagian akhir “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti dengan “atas nama bangsa Indonesia”. Cara menulis tanggal diubah sedikit menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”. Naskah yang sudah diketik itu kemudian ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta dengan disaksikan oleh semua yang hadir di rumah Laksamana Muda Maeda. Pembacaan naskah proklamasi itu disepakati pula akan dilakukan di rumah pribadi Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur 56  (sekarang Jl. Proklamasi 56) Jakarta, pada jam 10 WIB. Pemilihan tempat itu dengan maksud atau atas dasar pertimbangan keamanan dan supaya tidak menyinggung perasaan Saiko Sikikan  (Panglima Angkatan darat ke-16 di Jawa) Jenderal Yuichiro Nagano dan Gunseikan  (Kepala Pemerintahan) Jenderal Yamamoto, sebagai penguasa yang berkewajiban memelihara status quo di seluruh wilayah yang diduduki dengan melarang semua kegiatan politik sejak tanggal 16 Agustus 1945 jam 12 siang.    C. PRINSIP KRONOLOGI DALAM PENELITIAN SEJARAH  Pengertian kronologi disini mengandung dua maksud, yaitu berdasarkan urutan waktu dan berdasarkan urutan peristiwa atau kejadian. Dalam melakukan penelitian sejarah, seorang peneliti harus memperhatikan dua kaidah tersebut. Hal itu disebabkan karena sifat sejarah sendiri yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu yang berisikan tentang suatu peristiwa yang ditulis berdasakan proses terjadinya peristiwa tersebut dari misalnya tahun tertentu sampai tahun tertentu yang lain, baik dengan pola sebab akibat maupun akibat sebab. Dengan demikian peristiwa yang ditulis bersifat runtut.
»»  READMORE...

pengertian sjarah menurut para ahli

” ‘Sejarah’, Stephen mengatakan, ‘adalah mimpi yang saya mencoba untuk bangun.” James Joyce
“Sejak sejarah tidak memiliki nilai ilmiah sebagaimana mestinya, dengan tujuan yang hanya mendidik. Dan jika sejarahwan lalai untuk mendidik masyarakat, jika mereka gagal bunga itu cerdas di masa lalu, maka semua mereka belajar sejarah adalah harga kecuali di sepanjang educates itu sendiri . ” M. G. Trevelyan.
“Untuk setiap mata, mungkin, dengan garis besar yang besar peradaban hadir gambar yang berbeda. Di atas lautan luas yang kita usaha, kemungkinan cara dan arah yang banyak, dan studi yang sama yang telah dilayani untuk dapat bekerja dengan mudah, di lain tangan, tidak hanya menerima perlakuan berbeda seluruhnya dan aplikasi, namun pada dasarnya mengakibatkan kesimpulan yang berbeda. ” Jacob Burckhardt
“Sejarah adalah saksi yang testifies ke lewat waktu; illuminates kenyataan itu, vitalizes memori, memberikan panduan dalam kehidupan sehari-hari, dan kami membawa kabar dari jaman dahulu.” Cicero
“Masa lalu yang tidak berguna. Itu menjelaskan mengapa ia adalah masa lalu.” Wright Morris
“Kesetiaan kepada kebenaran sejarah melibatkan jauh lebih dari satu penelitian, namun sabar dan teliti, menjadi fakta-fakta khusus. Semacam rinci mungkin fakta yang paling kerapian menit, namun yang naratif, diambil secara keseluruhan, mungkin unmeaning atau tidak benar. rawi yang harus berusaha untuk mengilhami dirinya dengan jiwa dan semangat waktu. Dia harus belajar dalam acara mereka Bearings dekat dan jauh; dalam karakter, kebiasaan, dan kebiasaan orang-orang yang ikut ambil bagian dalam mereka. Dia harus menjadi dirinya sendiri, karena itu, seorang pengikut atau penonton dari tindakan dia menjelaskan. ” Francis Parkman
“Sejarah… Memang sedikit lebih dari register dari kejahatan, follies, misfortunes dan umat manusia.” Edward Gibbon
“Tidak benar ada sejarah; hanya biografi.” Ralph Waldo Emerson
“Kajian sejarah adalah obat terbaik untuk sakit pikiran, sebab dalam sejarah Anda mempunyai catatan yang tak terbatas dari berbagai pengalaman manusia jelas ditetapkan untuk semua untuk melihat dan merekam dalam bahwa Anda dapat menemukan sendiri dan kedua negara contoh dan peringatan; denda sesuatu untuk mengambil sebagai model, hal-hal dasar dan melalui melalui busuk, untuk menghindari. ” Livy
“Apakah pengalaman dan sejarah-mengajar ini adalah bahwa orang dan pemerintah tidak pernah belajar apapun dari sejarah, atau bertindak pada prinsip deduced from it.” G. W. F. Hegel
“Semuanya harus kembali dan dipindahkan dalam rangka sejarah umum, sehingga meskipun kesulitan, paradoxes dasar dan kontradiksi, kami akan menghormati kesatuan sejarah yang juga merupakan kesatuan hidup.” Fernand Braudel

“Fungsi mematikan sejarawan adalah baik untuk masa lalu dan tidak suka untuk membebaskan dirinya dari masa lalu, tapi untuk menguasai dan memahaminya sebagai kunci untuk memahami ini.” E. H. Carr
“Jika anda tidak suka masa lalu, mengubahnya.” William L. Burton
“Sejarah tidak berbuat sesuatu, tidak memiliki banyak harta, tidak ada perjuangan perkelahian. Ia bukan manusia, yang nyata, hidup manusia, yang semuanya, memiliki, perkelahian. Ini bukan Sejarah, seolah-olah dia adalah orang yang terpisah, yang menggunakan manusia sebagai alat untuk keluar dia tujuan, namun sejarah itu sendiri tidak lain hanyalah aktivitas manusia mengejar tujuan mereka. ” Karl Marx
“Seorang sejarawan harus menghasilkan dirinya kepada subjek, menjadi yg terbenam di tempat dan waktu itu pilihan, berdiri selain dari sekarang dan kemudian untuk melihat segar.” Samuel Eliot Morison
“Sejarah adalah untuk diri manusia pengetahuan. Mengetahui diri sendiri berarti mengetahui, pertama, apa itu menjadi orang; kedua, mengetahui apa yang akan jenis-jenis orang Anda, dan ketiga, mengetahui apa itu untuk menjadi orang Anda dan orang lain yang nobody. Mengetahui diri sendiri berarti mengetahui apa yang dapat Anda lakukan, dan sejak tak dapat mengetahui apa yang mereka lakukan sampai mereka mencoba, satu-satunya petunjuk untuk manusia dapat melakukan apa yang telah dilakukan manusia. Nilai sejarah, maka adalah mengajarkan kepada kita bahwa apa yang telah dilakukan manusia sehingga apa yang manusia itu. ” R. G. Collingwood
“Sejarah adalah lebih kurang lari.” Henry Ford
“Itu harus memberikan sejarahwan sendiri negara istirahat, saya memberi Anda, tetapi tidak untuk negara, sehingga hal-hal bertentangan dengan kenyataan. Untuk terdapat banyak kesalahan yang dibuat oleh penulis dari ketidaktahuan, dan setiap orang yang menemukan kesulitan untuk menghindari. Tetapi jika kita sadar apa yang salah tulis, baik untuk kepentingan negara kami atau teman kami atau hanya untuk menyenangkan, apa yang ada adalah perbedaan antara kami dan penulis hack? Pembaca harus sangat penuh perhatian dan kritis dari sejarawan, dan mereka pada gilirannya akan akan selalu menjaga mereka. ” Polybius
“Anda memiliki sejarah yang patut diperhitungkan untuk menilai masa lalu dan menginstruksikan kontemporer dunia untuk masa depan. Yang tidak hadir mencoba untuk menghasilkan yang tinggi kantor. Ini hanya akan kirim bagaimana ia benar-benar ada.” Leopold von Ranke
“Waktu sangat dalam dan terus-menerus sepanjang aliran membawa pada banjir semua drowns menciptakan sesuatu dan mereka di kedalaman dari ketidakjelasan…. Tetapi kisah sejarah yang sangat kuat bentuk sokongan terhadap aliran waktu, dan pemeriksaan di beberapa ukuran nya sangat mengalir, sehingga segala sesuatu dilakukan di dalamnya, sebanyak sejarah telah diambil alih secures dan ia bersama-sama mengikat, dan tidak memungkinkan mereka untuk bepergian ke dalam abyss dari pelupaan. ” Anna Comnena
“Hanya yang baik-untuk-tidak ada yang tidak tertarik pada masa lalu.” Sigmund Freud
“Setiap masa lalu senilai condemning.” Friedrich Nietzsche
“Para sejarawan tidak hanya tidak datang ke dalam kesenjangan yang mencukupi dari memori. Dia terus tantangan bahkan kenangan yang bertahan utuh.” Yosef Hayim Yerushalmi
“Setiap usia akan mencoba untuk membentuk konsepsi sendiri dari masa lalu. Setiap usia menulis sejarah dari masa lalu lagi dengan merujuk pada kondisi paling penting dalam waktu mereka sendiri.” Frederick Jackson Turner
INI TEKS ASLINYA
What follows are a series of quotations about history and the historian’s craft. They have been culled from a variety of sources and they appear here in totally random order. Their purpose is to incite, energize and stimulate your historical imagination.
* * *
“‘History,’ Stephen said, ‘is a nightmare from which I am trying to awake.’” James Joyce
“Since history has no properly scientific value, its only purpose is educative. And if historians neglect to educate the public, if they fail to interest it intelligently in the past, then all their historical learning is valueless except in so far as it educates themselves.” G. M. Trevelyan.
“To each eye, perhaps, the outlines of a great civilization present a different picture. In the wide ocean upon which we venture, the possible ways and directions are many; and the same studies which have served for my work might easily, in other hands, not only receive a wholly different treatment and application, but lead to essentially different conclusions.” Jacob Burckhardt
“History is the witness that testifies to the passing of time; it illuminates reality, vitalizes memory, provides guidance in daily life, and brings us tidings of antiquity.” Cicero
“The past is useless. That explains why it is past.” Wright Morris
“Faithfulness to the truth of history involves far more than a research, however patient and scrupulous, into special facts. Such facts may be detailed with the most minute exactness, and yet the narrative, taken as a whole, may be unmeaning or untrue. The narrator must seek to imbue himself with the life and spirit of the time. He must study events in their bearings near and remote; in the character, habits, and manners of those who took part in them. He must himself be, as it were, a sharer or a spectator of the action he describes.” Francis Parkman
“History . . . is indeed little more than the register of the crimes, follies, and misfortunes of mankind.” Edward Gibbon
“There is properly no history; only biography.” Ralph Waldo Emerson
“The study of history is the best medicine for a sick mind; for in history you have a record of the infinite variety of human experience plainly set out for all to see; and in that record you can find yourself and your country both examples and warnings; fine things to take as models, base things rotten through and through, to avoid.” Livy
“What experience and history teach is this-that people and governments never have learned anything from history, or acted on principles deduced from it.” G. W. F. Hegel
“Everything must be recaptured and relocated in the general framework of history, so that despite the difficulties, the fundamental paradoxes and contradictions, we may respect the unity of history which is also the unity of life.” Fernand Braudel
“The function off the historian is neither to love the past nor to emancipate himself from the past, but to master and understand it as the key to the understanding of the present.” E. H. Carr
“If you do not like the past, change it.” William L. Burton
“History does nothing, possesses no enormous wealth, fights no battles. It is rather man, the real, living man, who does everything, possesses, fights. It is not History, as if she were a person apart, who uses men as a means to work out her purposes, but history itself is nothing but the activity of men pursuing their purposes.” Karl Marx
“An historian should yield himself to his subject, become immersed in the place and period of his choice, standing apart from it now and then for a fresh view.” Samuel Eliot Morison
“History is for human self-knowledge. Knowing yourself means knowing, first, what it is to be a person; secondly, knowing what it is to be the kind of person you are; and thirdly, knowing what it is to be the person you are and nobody else is. Knowing yourself means knowing what you can do; and since nobody knows what they can do until they try, the only clue to what man can do is what man has done. The value of history, then, is that it teaches us what man has done and thus what man is.” R. G. Collingwood
“History is more or less bunk.” Henry Ford
“That historians should give their own country a break, I grant you; but not so as to state things contrary to fact. For there are plenty of mistakes made by writers out of ignorance, and which any man finds it difficult to avoid. But if we knowingly write what is false, whether for the sake of our country or our friends or just to be pleasant, what difference is there between us and hack writers? Readers should be very attentive to and critical of historians, and they in turn should be constantly on their guard.” Polybius
“You have reckoned that history ought to judge the past and to instruct the contemporary world as to the future. The present attempt does not yield to that high office. It will merely tell how it really was.” Leopold von Ranke
“Time in its irresistible and ceaseless flow carries along on its flood all created things and drowns them in the depths of obscurity. . . . But the tale of history forms a very strong bulwark against the stream of time, and checks in some measure its irresistible flow, so that, of all things done in it, as many as history has taken over it secures and binds together, and does not allow them to slip away into the abyss of oblivion.” Anna Comnena
“Only a good-for-nothing is not interested in his past.” Sigmund Freud
“Every past is worth condemning.” Friedrich Nietzsche
“The historian does simply not come in to replenish the gaps of memory. He constantly challenges even those memories that have survived intact.” Yosef Hayim Yerushalmi
“Each age tries to form its own conception of the past. Each age writes the history of the past anew with reference to the conditions uppermost in its own time.” Frederick Jackson Turner
»»  READMORE...

Virus dalam Biologi

Virus dalam arti biologi

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[1]
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[1]
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[2] Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[3]

 

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
»»  READMORE...

Kingdom Protista

Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi.[1] Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda.[2]. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah[3]—baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu, Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir dan jamur air yang menyerupai jamur.
Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.


Protozoa, protista yang menyerupai hewan

Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada periode kering sebagai kista (cyst?) atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:

Algae, protista yang menyerupai tumbuhan

Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut.
Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.

Protista yang menyerupai jamur

Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).
»»  READMORE...

Pengendalian sosial atau Kontrol sosial

PENGENDALIAN ATAU KONTROL SOSIAL
A. PENGENDALIAN SOSIAL
Dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang semua anggota masyarakat bersedia menaati aturan yang berlaku, hampir bisa dipastikan kehidupan bermasyarakat akan bisa berlangsung dengan lancar dan tertib. Tetapi, berharap semua anggota masyarakat bisa berperilaku selalu taat, tentu merupakan hal yang mahal. Di dalam kenyataan, tentu tidak semua orang akan selalu bersedia dan bisa memenuhi ketentuan atau aturan yang berlaku dan bahkan tidak jarang ada orang-orang tertentu yang sengaja melanggar aturan yang berlaku untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Secara rinci, beberapa faktor yang menyebabkan warga masyarakat berperilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku adalah sebagai berikut ( Soekanto, 181:45)
1. Karena kaidah-kaidah yang ada tidak memuaskan bagi pihak tertentu atau karena tidah memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Karena kaidah yang ada kurang jelas perumusannya sehingga menimbulkan aneka penafsiran dan penerapan.
3. Karena di dalam masyarakat terjadi konflik antara peranan-peranan yang dipegang warga masyarakat, dan
4. Karena memang tidak mungkin untuk mengatur semua kepentingan warga masyarakat secara merata.
Pada situasi di mana orang memperhitungkan bahwa dengan melanggar atau menyimpangi sesuatu norma dia malahan akan bisa memperoleh sesuatu reward atau sesuatu keuntungan lain yang lebih besar, maka di dalam hal demikianlah enforcement demi tegaknya norma lalu terpaksa harus dijalankan dengan sarana suatu kekuatan dari luar. Norma tidak lagi self-enforcing (norma-norma sosial tidak lagi dapat terlaksana atas kekuatannya sendiri ), dan akan gantinya harus dipertahankan oleh petugas-petugas kontrol sosial dengan cara mengancam atau membebankan sanksi-sanksi kepada mereka-mereka yang terbukti melanggar atau menyimpangi norma.
Apabila ternyata norma-norma tidak lagi self-enforcement dan proses sosialisasi tidak cukup memberikan efek-efek yang positif, maka masyarakat – atas dasar kekuatan otoritasnya – mulai bergerak melaksanakan kontrol sosial (social control).
Menurut Soerjono Soekanto, pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku.
Obyek (sasaran) pengawasan sosial, adalah perilaku masyarakat itu sendiri. Tujuan pengawasan adalah supaya kehidupan masyarakat berlangsung menurut pola-pola dan kidah-kaidah yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang. Juga pengendalian sosiap pada dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial.
1. Sistem mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma.
2. Sistem mengajak bertujuan mengarahkan agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma, dan tidak menurut kemauan individu-individu.
3. Sistem memaksa bertujuan untuk mempengaruhi secara tegas agar seseorang bertindak sesuai dengan norma-norma. Bila ia tidak mau menaati kaiah atau norma, maka ia akan dikenakan sanksi.
Dalam pengendalian sosial kita bisa melihat pengendalian sosial berproses pada tiga pola yakni :
1. Pengendalian kelompok terhadap kelompok
2. Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya
3. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya.
B. JENIS-JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial dimaksudkan agar anggota masyarkat mematuhi norma-norma sosial sehingga tercipta keselarasan dalam kehidupan sosial. Untuk maksud tersebut, dikenal beberapa jenis pengendalian. Penggolongan ini dibuat menurut sudut pandang dari mana seseorang melihat pengawasan tersebut.
a. Pengendalian preventif merupakan kontrol sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran atau dalam versi ”mengancam sanksi” atau usaha pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan terhadap norma dan nilai. Jadi, usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif dilakukan sebelum terjadi penyimpangan.
b. Pengendalian represif ; kontrol sosial yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran dengan maksud hendak memulihkan keadaan agar bisa berjalan seperti semula dengan dijalankan di dalam versi “menjatuhkan atau membebankan, sanksi”. Pengendalian ini berfungsi untuk mengembalikan keserasian yang terganggu akibat adanya pelanggaran norma atau perilaku meyimpang. Untuk mengembalikan keadaan seperti semula, perlu diadakan pemulihan. Jadi, pengendalian disini bertujuan untuk menyadarkan pihak yang berperilaku menyimpang tentang akibat dari penyimpangan tersebut, sekaligus agar dia mematuhi norma-norma sosial.
c. Pengendalian sosial gabungan merupakan usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial (represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif ini dimaksudkan agar suatu perilaku tidak sampai menyimpang dari norma-norma dan kalaupun terjadi penyimpangan itu tidak sampai merugikan yang bersangkutan maupun orang lain.
d. Pengendalian resmi (formal) ialah pengawasan yang didasarkan atas penugasan oleh badan-badan resmi, misalnya negara maupun agama.
e. Pengawasan tidak resmi (informal) dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan yang tidak resmi milik masyarakat. Dikatakan tidak resmi karena peraturan itu sendiri tidak dirumuskan dengan jelas, tidak ditemukan dalam hukum tertulis, tetapi hanya diingatkan oleh warga masyarakat.
f. Pengendalian institusional ialah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga (institusi) tertentu. Pola-pola kelakuan dan kiadah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol para anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga tersebut.
g. Pengendalian berpribadi ialah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu. Artinya, tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal. Bahkan silsilah dan riwayat hidupnya, dan teristimewa ajarannya juga dikenal.
C. CARA DAN FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial dapat dilaksanakan melalui :
1. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan agar anggota masyarkat bertingkah laku seperti yang diharapkan tanpa paksaan. Usaha penanaman pengertian tentang nilai dan norma kepada anggota masyarakat diberikan melakui jalur formal dan informal secara rutin.
2. Tekanan Sosial
Tekanan sosial perlu dilakukan agar masyarakat sadar dan mau menyesuaikan diri dengan aturan kelompok. Masyarakat dapat memberi sanksi kepada orang yang melanggar aturan kelompok tersebut.
Pengendalian sosial pada kelompok primer (kelompok masyarkat kecil yang sifatnya akrab dan informal seperti keluarga, kelompok bermain, klik ) biasanya bersifat informal, spontan, dan tidak direncanakan, biasanya berupa ejekan, menertawakan, pergunjingan (gosip) dan pengasingan.
Pengendalian sosial yang diberikan kepada kelompok sekunder (kelompok masyarkat yang lebih besar yang tidak bersifat pribadi (impersonal) dan mempunyai tujuan yang khusus seperti serikat buruh, perkumpulan seniman, dan perkumpulan wartawan ) lebih bersifat formal. Alat pengendalian sosial berupa peraturan resmi dan tata cara yang standar, kenaikan pangkat, pemberian gelar, imbalan dan hadiah dan sanksi serta hukuman formal.
3. Kekuatan dan kekuasaan dalam bentuk peraturan hukum dan hukuman formal
Kekuatan da kekuasaan akan dilakukan jika cara sosialisasi dan tekanan sosial gagal. Keadaan itu terpaksa dipergunakan pada setiap masyarakat untuk mengarahkan tingkah laku dalam menyesuaikan diri dengan nilai dan norma sosial.
Disamping cara di atas juga agar proses pengendalian berlangsung secara efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan, perlu dberlakukan cara-cara tertentu sesuai dengan kondisi budaya yang berlaku.
a. Pengendalian tanpa kekerasan (persuasi); bisasanya dilakukan terhadap yang hidup dalam keadaan relatif tenteram. Sebagian besar nilai dan norma telah melembaga dan mendarah daging dalam diri warga masyarakat.
b. Pengendalian dengan kekerasan (koersi) ; biasanya dilakukan bagi masyarakat yang kurang tenteram, misalnya GPK (Gerakan Pengacau Keamanan).
Jenis pengendalian dengan kekerasan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni kompulsi dan pervasi.
1) Kompulsi (compulsion) ialah pemaksaan terhadap seseorang agar taat dan patuh tehadap norma-norma sosial yang berlaku.
2) Pervasi ( pervasion ) ialah penanaman norma-norma yang ada secara berulang -ulang dengan harapan bahwa hal tersebut dapat masuk ke dalam kesadaran seseorang. Dengan demikian, orang tadi akan mengubah sikapnya. Misalnya, bimbingan yang dilakukan terus menerus.
2. Fungsi Pengendalian Sosial
Koentjaraningrat menyebut sekurang-kurangnya lima macam fungsi pengendalian sosial, yaitu :
a. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma.
b. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma.
c. Mengembangkan rasa malu
d. Mengembangkan rasa takut
e. Menciptakan sistem hukum
Kontrol sosial – di dalam arti mengendalikan tingkah pekerti-tingkah pekerti warga masyarakat agar selalu tetap konform dengan keharusan-keharusan norma-hampir selalu dijalankan dengan bersarankan kekuatan sanksi (sarana yang lain:pemberian incentive positif). Adapun yang dimaksud dengan sanksi dalam sosiologi ialah sesuatu bentuk penderitaan yang secara sengaja dibebankan oleh masyarakat kepada seorang warga masy arakat yang terbukti melanggar atau menyimpangi keharusan norma sosial, dengan tujuan agar warga masyarakat ini kelak tidak lagi melakukan pelanggaran dan penyimpangan terhadap norma tersebut.
Ada tiga jenis sanksi yang digunakan di dalam usaha-usaha pelaksanaan kontrol sosial ini, yaitu :
1. Sanksi yang bersifat fisik,
2. Sanksi yang bersifat psikologik, dan
3. Sanksi yang bersifat ekonomik.
Pada praktiknya, ketiga jenis sanksi tersebut di atas itu sering kali terpaksa diterapkan secara bersamaan tanpa bisa dipisah-pisahkan, misalnya kalau seorang hakim menjatuhkan pidana penjara kepada seorang terdakwa; ini berarti bahwa sekaligus terdakwa tersebut dikenai sanksi fisik (karena dirampas kebebasan fisiknya), sanksi psikologik (karena terasakan olehnya adanya perasaan aib dan malu menjadi orang hukuman), dan sanksi ekonomik ( karena dilenyapkan kesempatan meneruskan pekerjaannya guna menghasilkan uang dan kekayaan ).
Sementara itu, untuk mengusahakan terjadinya konformitas, kontrol sosial sesungguhnya juga dilaksanakan dengan menggunakan incentive-incentive positif yaitu dorongan positif yang akan membantu individu-individu untuk segera meninggalkan pekerti-pekertinya yang salah, Sebagaimana halnya dengan sanksi-sanksi, pun incentive itu bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Incentive yang bersifat fisik;
2. Incentive yang bersifat psikologik; dan
3. Incentive yang bersif ekonomik.
Incentive fisik tidaklah begitu banyak ragamnya, serta pula tidak begitu mudah diadakan. Pun, andaikata bisa diberikan, rasa nikmat jasmaniah yang diperoleh daripadanya tidaklah akan sampai seekstrem rasa derita yang dirasakan di dalam sanksi fisik. Jabatan tangan, usapan tangan di kepala, pelukan, ciuman tidaklah akan sebanding dengan ekstremitas penderitaan sanksi fisik seperti hukuman cambuk, hukuman kerja paksa, hukuman gantung dan lain sebagainya. Bernilai sekadar sebagai simbol, kebanyakan incentive fisik lebih tepat dirasakan sebagai incentive psikologik. Sementara itu, disamping incentive fisik dan psikologik tidak kalah pentingnya adalah incentive ekonomik. Incentive ekonomik kebanyakan berwujud hadiah-hadiah barang atau ke arah penghasilan uang yang lebih banyak.
Apakah kontrol sosial itu selalu cukup efektif untuk mendorong atau memaksa warga masyarakat agar selalu conform dengan norma-norma sosial (yang dengan demikian menyebabkan masyarakat selalu berada di dalam keadaan tertib ) ? Ternyata tidak. Usaha-usaha kontrol sosial ternyata tidak berhasil menjamin terselenggaranya ketertiban masyarakat secara mutlak, tanpa ada pelanggaran atau penyimpangan norma-norma sosial satu kalipun.
Ada lima faktor yang ikut menentukan sampai seberapa jauhkah sesungguhnya sesuatu usaha kontrol sosial oleh kelompok masyarakat itu bisa dilaksanakan secara efektif, yaitu :
1. Menarik-tidaknya kelompok masyarakat itu bagi warga-warga yang bersangkutan ;
2. Otonom-tidaknya kelompok masyarakat itu;
3. Beragam-tidaknya norma-norma yang berlaku di dalam kelompok itu,
4. Besar-kecilnya dan bersifat anomie-tidaknya kelompok masyarakat yang bersangkutan; dan
5. Toleran-tidaknya sikap petugas kontrol sosial terhadap pelanggaran yang terjadi.
1. Menarik-Tidaknya Kelompok Masyarakat Itu Bagi Warga yang Bersangkutan.
Pada umumnya, kian menarik sesuatu kelompok bagi warganya, kian besarlah efektivitas kontrol sosial atas warga tersebut, sehingga tingkah pekerti-tingkah pekerti warga itu mudah dikontrol conform dengan keharusan-keharusan norma yang berlaku. Pada kelompok yang disukai oleh warganya, kuatlah kecendrungan pada pihak warga-warga itu untuk berusaha sebaik-baiknya agar tidak melanggar norma kelompok. Norma-norma pun menjadi self-enforcing. Apabila terjadi pelanggaran, dengan mudah si pelanggar itu dikontrol dan dikembalikan taat mengikuti keharusan norma. Sebaliknya, apabila kelompok itu tidak menarik bagi warganya, maka berkuranglah motif pada pihak warga kelompok untuk selalu berusaha menaati norma-norma sehingga karenanya-bagaimanapun juga keras dan tegasnya kontrol sosial dilaksanakan-tetaplah juga banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
2. Otonom-Tidaknya Kelompok Masyarakat Itu.
Makin otonom suatu kelompok, makin efektiflah kontrol sosialnya, dan akan semakin sedikitlah jumlah penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di atas norma-norma kelompok. Dalil tersebut diperoleh dari hasil studi Marsh.
Penyelidikan Marsh ini dapat dipakai sebagai landasan teoritis untuk menjelaskan mengapa kontrol sosial efektif sekali berlaku di dalam masyarakat-masyarakat yang kecil-kecil dan terpencil; dan sebaliknya mengapa di dalam masyarakt kota besar-yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok sosial besar maupun kecil itu – kontrol sosial bagaimanapun juga kerasnya dilaksanakan tetap saja kurang efektif menghadapi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
3. Beragam-Tidaknya Norma-norma yang Berlaku di dalam Kelompok Itu
Makin beragam macam norma-norma yang berlaku dalam suatu kelompok-lebih-lebih apabila antara norma-norma itu tidak ada kesesuaian, atau apabila malahan bertentangan-maka semakin berkuranglah efektivitas kontrol sosial yang berfungsi menegakkannya. Dalil ini pernah dibuktikan di dalam sebuah studi eksperimental yang dilakukan oleh Meyers.
Dihadapkan pada sekian banyak norma-norma yang saling berlainan dan saling berlawanan, maka individu-individu warga masyarakat lalu silit menyimpulkan adanya sesuatu gambaran sistem yang tertib, konsisten, dan konsekuen. Pelanggaran atas norma yang satu (demi kepentingan pribadi) sering kali malahan terpuji sebagai konformitas yang konsekuen pada norma yang lainnya. Maka, dalam keadaan demikian itu, jelas bahwa masyarakat tidak akan mungkin mengharapkan dapat terselenggaranya kontrol sosial secara efektif.
4. Besar-Kecilnya dan Bersifat Anomie-Tidaknya Kelompok Masyarakat yang Bersangkutan
Semakin besar suatu kelompok masyarakat, semakin sukarlah orang saling mengidentifikasi dan saling mengenali sesama warga kelompok. Sehingga, dengan bersembunyi di balik keadaan anomie (keadaan tak bisa saling mengenal), samakin bebaslah individu-individu untuk berbuat “semaunya”, dan kontrol sosialpun akan lumpuh tanpa daya.
Hal demikian itu dapat dibandingkan dengan apa yang terjadi pada masyarakat-masyarakat primitif yang kecil-kecil, di mana segala interaksi sosial lebih bersifat langsung dan face-to-face. Tanpa bisa bersembunyi di balik sesuatu anomie, dan tanpa bisa sedikit pun memanipulasi situasi heterogenitas norma, maka warga masayarakat di dalam masyarakat-masyarakat yang kecil-primitif itu hampir-hampir tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari kontrol sosial. Itulah sebabnya maka kontrol sosial di masyarakat primitif itu selalu terasa amat kuatnya, sampai-sampai suatu kontrol sosial yang informal sifatnya-seperti ejekan dan sindiran-itu pun sudah cukup kuat untuk menekan individu-individu agar tetap memerhatikan apa yang telah terlazim dan diharuskan.
5. Toleran-Tidaknya Sikap Petugas Kontrol Sosial Terhadap Pelanggaran yang Terjadi
Sering kali kontrol sosial tidak dapat terlaksana secara penuh dan konsekuen, bukan kondisi-kondisi objektif yang tidak memungkinkan, melainkan karena sikap toleran (menenggang) agen-agen kontrol sosial terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Mengambil sikap toleran, pelaksana kontrol sosial itu sering membiarkan begitu saja sementara pelanggar norma lepas dari sanksiyang seharusnya dijatuhkan.
Adapun toleransi pelaksana-pelaksana kontrol sosial terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi umumnya tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Ekstrim-tidaknya pelanggaran norma itu;
b. Keadaan situasi sosial pada ketika pelanggaran norma itu terjadi;
c. Status dan reputasi individu yang ternyata melakukan pelanggaran; dan
d. Asasi-tidaknya nilai moral-yang terkandung di dalam norma-yang terlanggar.
Kontrol atau pengendalian sosial mengacu kepada berbagai alat yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk mengembalikan anggota-anggota yang kepala batu ke dalam relnya. Tidak ada masyarakat yang bisa berjalan tanpa adanya kontrol sosial.
Bentuk kontrol sosial atau cara-cara pemaksaan konformitas relatif beragam. Cara pengendalian masyarakat dapat dijalankan dengan cara persuasif atau dengan cara koersif. Cara persuasif terjadi apabila pengendalian sosial ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing, sedangkan cara koersif tekanan diletakkan pada kekeraan atau ancaman dengan mempergunakan atau mengandalkan kekuatan fisik. Menurut Soekanto (1981;42) cara mana yang lebih baik senantiasa tergantung pada situasi yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka waktu yang dikehendaki.
Di dalam masyarakat yang makin kompleks dan modern, usaha penegakan kaidah sosial tidak lagi bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kesadaran warga masyarakat atau pada rasa sungkan warga masyarakat itu sendiri. Usaha penegakan kaidah sosial di dalam masyarakat yang makin modern, tak pelak harus dilakukan dan dibantu oleh kehadiran aparat petugas kontrol sosial.
Di dalam berbagai masyarakat, beberapa aparat petugas kontrol sosial yang lazim dikenal adalah aparat kepolisian, pengadilan, sekolah, lembaga keagamaan, adat, tokoh masyarakat-seperti kiai-pendeta-tokoh yang dituakan, dan sebagainya.
»»  READMORE...